Sa'il: Ust. Ahmad Ridwan Salman

Latar Belakang Masalah
H. Ahmad sang juragan besi tua dan menantunya Abdullah telah mempunyai bayi mungil (cucu aba ahmad). Pekerjaan Abdullah adalah pegawai H. Ahmad sebagai staf pencatat keluar masuknya uang (bendahara).
Suatu saat Abdullah membutuhkan uang yang akhirnya dengan sengaja tanpa sepengetahuan H. Ahmad, Abdullah mengambil uang mertuanya (H. Ahmad) dengan cara merubah catatan setoran.
Kemudian uang yang diambil tanpa sepengetahuan H. Ahmad oleh Abdullah dibuat kebutuhan yang baik untuk istrinya (putri H. Ahmad) dan anaknya (cucu H. Ahmad).

Pertanyaan:
1. Dihukumi uang apa yang diambil Abdullah tanpa sepengetahuan H. Ahmad?
2. Bagaimana hukumnya tindakan Abdullah atas pengambilan uang tersebut yang dipergunakan dengan baik untuk keluarganya si pemilik uang (H. Ahmad adalah mbah dari anaknya dan juga ayah dari istrinya)?

Jawaban: 
1. Uang tersebut dihukumi uang haram karena diambil tanpa izin pemiliknya (mencuri).
2. Tindakan Abdullah tetap tidak dibenarkan meskipun uang tersebut untuk anak dan cucu H. Ahmad.
Bahkan jika anaknya sendiripun yang mengambil harta orang tuanya maka tetap dihukumi mencuri meskipun tidak di had walaupun sampai melebihi 1 nishob.

Referensi Jawaban:

Ust. Achmad Taufiq 99
وَفِي الاِصْطِلاَحِ: هِيَ أَخْذُ الْعَاقِل الْبَالِغِ نِصَابًا مُحْرَزًا، أَوْ مَا قِيمَتُهُ نِصَابٌ، مِلْكًا لِلْغَيْرِ، لاَ شُبْهَةَ لَهُ فِيهِ، عَلَى وَجْهِ الْخُفْيَةِ
مجموعة من المؤلفين، الموسوعة الفقهية الكويتية، ٢٩٢/٢٤

وَفِي الاِصْطِلاَحِ: هُوَ الاِسْتِيلاَءُ عَلَى حَقِّ الْغَيْرِ عُدْوَانًا. فَالْفَرْقُ بَيْنَ الْغَصْبِ وَالسَّرِقَةِ: أَنَّ الأَْوَّل يَتَحَقَّقُ بِالْمُجَاهَرَةِ، فِي حِينِ يُشْتَرَطُ فِي السَّرِقَةِ أَنْ يَكُونَ الأَْخْذُ سِرًّا مِنْ حِرْزِ مِثْلِهِ
مجموعة من المؤلفين، الموسوعة الفقهية الكويتية، ٢٩٤/٢٤

وَعَرَّفَهُ الشَّافِعِيَّةُ بِأَنَّهُ: الاِسْتِيلاَءُ عَلَى حَقِّ الْغَيْرِ عُدْوَانًا، أَيْ بِغَيْرِ حَقٍّ
مجموعة من المؤلفين، الموسوعة الفقهية الكويتية، ٢٢٨/٣١

Ust. Ahmad Taufiq Yasin

مَسْأَلَةٌ: مَنْ سَرَقَ مِنْ ذِي رَحِمٍ مَحْرَمَةٍ؟ قَالَ أَبُو مُحَمَّدٍ - رَحِمَهُ اللَّهُ -: اخْتَلَفَ النَّاسُ فِيمَنْ سَرَقَ مِنْ مَالِ كُلِّ ذِي رَحِمٍ مَحْرَمَةٍ؟ فَقَالَ مَالِكٌ، وَأَبُو حَنِيفَةَ، وَالشَّافِعِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، وَأَصْحَابُهُمْ، وَسُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، وَإِسْحَاقُ: إنْ سَرَقَ الْأَبَوَانِ مِنْ مَالِ ابْنِهِمَا، أَوْ بِنْتِهِمَا فَلَا قَطَعَ عَلَيْهِمَا

قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَكَذَلِكَ الْأَجْدَادُ وَالْجَدَّاتُ - كَيْفَ كَانُوا - لَا قَطْعَ عَلَيْهِمْ فِيمَا سَرَقُوهُ مِنْ مَالِ مَنْ تَلِيهِ وِلَادَتِهِمْ

وَقَالَ هَؤُلَاءِ كُلُّهُمْ - حَاشَا مَالِكًا، وَأَبَا ثَوْرٍ: لَا قَطْعَ عَلَى الْوَلَدِ، وَلَا عَلَى الْبِنْتِ فِيمَا سَرَقَاهُ مِنْ مَالِ الْوَالِدَيْنِ، أَوْ الْأَجْدَادِ، أَوْ الْجَدَّاتِ، قَالَ مَالِكٌ، وَأَبُو ثَوْرٍ: عَلَيْهِمَا الْقَطْعُ فِي ذَلِكَ

وَقَالَ الثَّوْرِيُّ، وَأَبُو حَنِيفَةَ، وَأَصْحَابُهُ: لَا قَطْعَ عَلَى كُلِّ مَنْ سَرَقَ مَالًا لِأَحَدٍ مِنْ رَحِمِهِ الْمَحْرَمَةِ

وَقَالَ أَصْحَابُنَا: الْقَطْعُ وَاجِبٌ عَلَى مَنْ سَرَقَ مِنْ وَلَدِهِ، أَوْ مِنْ وَالِدَيْهِ، أَوْ مِنْ جَدَّتِهِ، أَوْ مِنْ جَدِّهِ، أَوْ مِنْ ذِي رَحِمٍ مَحْرَمَةٍ، أَوْ غَيْرِ مَحْرَمَةٍ

ابن حزم، المحلى بالآثار، ٣٣٤/١٢

0 komentar:

Posting Komentar

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Salam Secangkir Kopi

Rumusan ini merupakan hasil belajar bersama di grup "Munadharah Kitab Kuning" yang dibentuk di media chating. Dengan terbatasnya ruang, waktu dan fasilitas yang kurang maksimal, maka semua anggota grup sepakat bahwa rumusan ini bukanlah jawaban akhir, melainkan hanya sebagai wadah bahan pertimbangan dalam memahami norma hukum islam.

Popular Posts