Sa'il: ⁨Ust. Khoirul Umam


Deskripsi masalah

Sepasang suami istri telah bercerai 3 kali sehingga mereka tidak bisa ruju' kembali tanpa adanya pernikahan si perempuan dengan orang lain terlebih dahulu (muhallil) padahal sebenarnya mereka ingin ruju' kembali karena pertimbangan masa depan anak-anak mereka.

Karena keinginan mereka terhalang secara hukum hingga si perempuan menjalin asmara dengan pria kedua sampai melakukan hubungan intim diluar nikah (zina).

Alih-alih si pria kedua menikahinya dengan harapan bisa membantu menafkahi si perempuan dan anak-anaknya, pada kenyataannya si pria kedua menghilang tanpa kabar.

Atas kejadian ini, si perempuan teringat kembali pada mantan suaminya untuk mempertimbangkan hubungan mereka demi masa depan anak-anak mereka.


Pertanyaan:

Apakah hubungan intim diluar nikah antara si perempuan dengan pria kedua bisa dijadikan syarat bolehnya sepasang suami istri yang telah bercerai 3 kali untuk menikah kembali?

Lantas, apa saja persyaratannya?


Jawaban:

Hubungan intim diluar nikah antara si perempuan dengan pria lain tidak bisa disahkan sebagai muhallil. Sehingga dalam hal ini sepasang suami istri tersebut belum memenuhi syarat untuk bisa menikah kembali.

Bahkan, menurut hukum islam si perempuan berhak untuk di hukum rajam karena telah melakukan perzinahan.

Syarat-syarat disahkannya sebagai muhallil, yaitu:

  • Pernikahan yang sah
  • Berhubungan intim, syaratnya:
    • Mr.P harus masuk ke Mr.V
    • Memecah keperawanan jika masih perawan
    • Mr.P harus ereksi, namun tidak disyaratkan ejakulasi


Referensi jawaban


KH. M. Mundzir Kholil⁩

فرع في حكم المطلقة بالثلاث

حرم لحر من طلقها ولو قبل الوطء ثلاثا ولعبد من طلقها ثنتين في نكاح أو أنكحة حتى تنكح زوج غيره بنكاح صحيح ثم يطلقها وتنقض عدتها منه كما هو معلوم ويولج بقبلها حشفة منه أو قدرها من فاقدها مع افتضاض لبكر وشرط كون الإيلاج بانتشار للذكر أي معه وإن قل أو أعين بنحو إصبع ولا يشترط إنزال وذلك للآية. [2 سورة البقرة الآية

زين الدين المعبري، فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين، صفحة ٥١٨


قوله: بنكاح صحيح) وذلك لأنه تعالى علق الحل بالنكاح، وهو إنما يتناول النكاح الصحيح

وخرج بالنكاح ما لو وطئت بملك اليمين أو بشبهة فلا يكفي

وخرج بالصحيح الفاسد كما لو شرط على الزوج الثاني في صلب العقد أنه إذا وطئ طلق أو فلا نكاح بينهما

فإن هذا الشرط يفسد النكاح فلا يصح التحليل

البكري الدمياطي، إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، ٣٠/٤


مَسْأَلَة الْمُحَلِّلُ وَالْمُحَلَّلُ لَهُ
قَالَ أَبُو مُحَمَّدٍ - رَحِمَهُ اللَّهُ -: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ نَبَاتٍ نا أَحْمَدُ بْنُ عَوْنِ اللَّهِ نا قَاسِمُ بْنُ أَصْبَغَ نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ السَّلَامِ الْخُشَنِيُّ نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ نا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ الْمُسَيِّبِ بْنِ رَافِعٍ عَنْ قَبِيصَةَ بْنِ جَابِرٍ الْأَسَدِيِّ قَالَ: قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: لَا أُوتَى بِمُحَلِّلٍ أَوْ مُحَلَّلٍ لَهُ إلَّا رَجَمْته؟
قَالَ أَبُو مُحَمَّدٍ: عَهِدْنَا بِالْحَنَفِيِّينَ، وَالْمَالِكِيِّينَ، وَالشَّافِعِيِّينَ، يُعَظِّمُونِ خِلَافَ الصَّاحِبِ إذَا وَافَقَ تَقْلِيدَهُمْ، وَكُلُّهُمْ قَدْ خَالَفُوا عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ وَهُمْ يُقَلِّدُونَهُ فِيمَا هُوَ عَنْهُ مِنْ طَرِيقٍ لَا تَصِحُّ؟ وَاَلَّذِي نَقُولُ بِهِ - وَبِاَللَّهِ تَعَالَى التَّوْفِيقُ -: أَنَّ كُلَّ نِكَاحٍ انْعَقَدَ سَالِمًا مِمَّا يُفْسِدُهُ، وَلَمْ يُشْتَرَطْ فِيهِ التَّحْلِيلُ وَالطَّلَاقُ فَهُوَ نِكَاحٌ صَحِيحٌ تَامٌّ لَا يُفْسَخُ - وَسَوَاءٌ اشْتَرَطَ ذَلِكَ عَلَيْهِ قَبْلَ الْعَقْدِ أَوْ لَمْ يَشْتَرِطْ - لِأَنَّ كُلَّ نَاكِحٍ لِمُطَلَّقَةٍ ثَلَاثًا فَهُوَمُحَلِّلٌ وَلَا بُدَّ، فَالتَّحْلِيلُ الْمُحَرَّمُ هُنَا: هُوَ مَا انْعَقَدَ عَقْدًا غَيْرَ صَحِيحٍ
وَأَمَّا إذَا عُقِدَ النِّكَاحُ عَلَى شَرْطِ التَّحْلِيلِ ثُمَّ الطَّلَاقِ فَهُوَ عَقْدٌ فَاسِدٌ، وَنِكَاحٌ فَاسِدٌ، فَإِنْ وَطِئَ فِيهِ، فَإِنْ كَانَ عَالِمًا أَنَّ ذَلِكَ لَا يَحِلُّ فَعَلَيْهِ الرَّجْمُ وَالْحَدُّ، لِأَنَّهُ زِنًا، وَعَلَيْهَا إنْ كَانَتْ عَالِمَةً مِثْلُ ذَلِكَ، وَلَا يَلْحَقُ الْوَلَدُ - فَإِنْ كَانَ جَاهِلًا فَلَا حَدَّ عَلَيْهِ، وَلَا صَدَاقَ، وَالْوَلَدُ لَاحِقٌ - وَبِاَللَّهِ تَعَالَى التَّوْفِيقُ

ابن حزم، المحلى بالآثار، ١٩٥/١٢

0 komentar:

Posting Komentar

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Salam Secangkir Kopi

Rumusan ini merupakan hasil belajar bersama di grup "Munadharah Kitab Kuning" yang dibentuk di media chating. Dengan terbatasnya ruang, waktu dan fasilitas yang kurang maksimal, maka semua anggota grup sepakat bahwa rumusan ini bukanlah jawaban akhir, melainkan hanya sebagai wadah bahan pertimbangan dalam memahami norma hukum islam.

Popular Posts