0011. Pernyataan dalam kata thalaq

Sail : Ust. Muhyiddin

Deskripsi masalah
Suatu ketika ada 4 muridku bertanya tentang bab thalaq / cerai.

Murid 1 : Seorang istri bilang pada suaminya.
Istri : "Ceraikan aku sekarang, aku tidak mencintaimu".
Suami : "Kamu sekarang sedang hamil, aku berjanji padamu jika nanti lahir anak pertama aku akan menceraikanmu".
Santri 1 : Apakah si istri tercerai dengan lahirnya anak pertama tersebut?
Jawabku : Tidak, karena ucapan itu bersifat janji (وعد), konsekuensi ucapan ini si suami harus menepati janjinya dengan mengucapkan kata thalaq, itu artinya butuh ucapan lagi agar si istri tercerai.

Murid 2 : Ada seorang suami bilang pada istrinya dengan nada ancaman.
Suami : "Jika sampai nanti malam kamu keluar rumah maka saya akan menceraikanmu".
Murid 2 : Jatuh thalaqkah jika pada malam itu si istri keluar rumah?
Jawabku: Tidak, karena itu bersifat ancaman (وعيد) yang tujuannya agar si istri tidak melakukan apa yang di ancamkan.

Murid 3 : Apa yang dimaksud dengan ta'liq thalaq?
Jawabku: Ta'liq thalaq adalah menjatuhkannya suami terhadap thalaq istri yang di gantungkan pada sesuatu tertentu, seperti "Jika kamu masuk rumah, maka aku telah menceraikanmu" (ان دخلت الدار فانت طالق).
Konsekuensinya adalah thalaq itu jatuh saat sesuatu yang menjadi gantungan thalaq (معلق به) tersebut terjadi.

Murid 4  : Seorang suami bertanya pada istrinya.
Suami : "Dik, maukah kamu seandainya aku menceraikanmu?".
Istri : "Iya bang, aku mau".
Murid 4 : Jatuh thalaqkah dengan jawaban istri tersebut?
Jawabku : Tidak, karena ucapan tersebut bersifat pertanyaan yang tujuannya hanya untuk mendapatkan jawaban, bukan untuk menjatukan thalaq.

Petanyaan:
1.  Benarkah jawabanku tersebut menurut fiqih?

Jawaban:

• Jawaban pada murid 1 Benar, karena perkataan tersebut hanya sebuah janji (وعد).

سُئِلَ - عَمَّنْ قَالَ : إنْ أَبْرَأْتِنِي مِنْ صَدَاقِك طَلَّقْتُك .فَأَبْرَأَتْهُ مِنْهُ بَرَاءَةً صَحِيحَةً فَلَمْ يُطَلِّقْهَا فَهَلْ يَكُونُ قَوْلُهُ : " طَلَّقْتُك " وَعْدًا مِثْلَ قَوْلِهِ : " أُطَلِّقُك " فَلَا يَقَعُ بِهِ طَلَاقٌ أَوْ تَعْلِيقًا مِثْلَ قَوْلِهِ : " فَأَنْتِ طَالِقٌ " حَتَّى يَقَعَ بِهِ الطَّلَاقُ ؟ ( فَأَجَابَ ) بِأَنَّهُ إنْ قَصَدَ الْقَائِلُ بِقَوْلِهِ : " طَلَّقْتُك " أَنَّهَا طَالِقٌ عِنْدَ حُصُولِ الْإِبْرَاءِ وَقَعَ عَلَيْهَا بِهِ طَلْقَةٌ وَاحِدَةٌ إلَّا إذَا قَصَدَ أَكْثَرَ مِنْ وَاحِدَةٍ فَيَقَعُ عَلَيْهَا مَا قَصَدَهُ وَإِلَّا لَمْ يَقَعْ بِهِ شَيْءٌ

فتاوى الرملي ج ٤ ص ٢٠٨ المكتبة الشاملة

• Jawaban pada murid 2 Benar, dengan syarat tidak niat تعليق  dan tidak ada lafadz قد.

سُئِلَ - نَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى بِعُلُومِهِ وَبَرَكَتِهِ الْمُسْلِمِينَ عَمَّنْ قَالَ إن دَخَلْت الدَّارَ طَلَّقْتُك فَهَلْ هُوَ تَعْلِيقٌ أَوْ لَغْوٌ؟(فَأَجَابَ) بِقَوْلِهِ نَصَّ فِي الْأُمِّ عَلَى أَنَّهُ وَعْدٌ فَيَكُونُ لَغْوًا نَعَمْ إنْ ذَكَرَ قَبْلَهُ قَدْ لَفْظًا أَوْ نِيَّةً كَانَ تَعْلِيقًا لِانْسِلَاخِهِ عَنْ الْوَعْدِ حِينَئِذٍ، وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ

الفتاوي الكبرى ج ٤ ص ١٤٥ المكتبة الشاملة

• Jawaban pada murid 3 Benar, sebagaimana sudah kita ketahui bersama dalam bab ta'liq thalaq.
• Jawaban pada murid 4 Benar, karena perkataan tersebut hanya sebuah pertanyaan bukan sebuah pernyataan thalaq. Maka pertanyaan tersebut tidak menjatuhkan thalaq.

مسئلة ش - سألته الطلاق فقال متى من رقبتى أنت طالق بالثلاث حكم عليه بها إلا إن أراد بمتى الإستفهام ولم يأت بالفاء قبل أنت الخ. فيصدق بيمينه لأن أسلوب كلامه يحتمله فكأنه قال متى تصيرين مطلقة ثلاثا فإن أتى بالفاء لم يصدق ظاهرا كما لو ادعى أنه أراد التعليق بالبراءة ولا قرينة كمنعه من التلفظ بذلك على المعتمد

بغية المسترشدين ص ٢٢٦