Sail : Ust. Lutfie ys

Pertanyaan:
1. Bolehkah barang bekas renovasi masjid dijual dan uangnya kembali ke masjid?

2. Apakah boleh untuk bangun tempat wudhuk (jedding)?

3. Kalo tidak boleh, bagaimana solusinya?

Jawaban:
1. Menjual barang bekas renovasi masjid hukumnya ditafsil:
  • Tidak boleh dijual jika barang waqofan kecuali sudah tidak bisa digunakan lagi.
  • Boleh dijual jika barang itu adalah barang yang dibeli oleh masjid / inventaris masjid meskipun masih bagus asal maslahatnya kembali ke masjid.
2. Barang bekas masjid digunakan pada tempat wudlu' masjid hukumnya boleh.
3. Gugur

Referensi jawaban

Ust. Biasa dipanggil Umam
ويجوز بيع حصر المسجد الموقوفة عليه اذا بليت بأن ذهبت جمالها ونفعها وكانت المصلحة فى بيعها وكذا جذوعه المنكسرة خلافا لجمع فيهما
اعانة الطالبين ج ٣ ص ١٨

Ust. Mochtar Hidayat
فإن تعذر اﻹنتفاع به الا باستهلاكه كأن صار لا ينتفع به الا باﻹحراق انقطع الوقف أى ويملكه الموقوف عليه حينئذ على المعتمد فينتفع بعينه ولا يبيعه ويجوز بيع حصر المسجد الموقوفة عليه اذا بليت بأن ذهبت جمالها ونفعها وكانت المصلحة فى بيعها وكذا جذوعه المنكسرة خلافا لجمع فيهما ويصرف ثمنها لمصالح المسجد إن لم يمكن شراء حصير جذع به
اعانة الطالبين ج ٣ ص ٣٠٩

husnizainy89
(وَالْأَصَحُّ جَوَازُ بَيْعِ حُصْرِ الْمَسْجِدِ إذَا بَلِيَتْ وَجُذُوعِهِ إذَا انْكَسَرَتْ) أَوْ أَشْرَفَتْ عَلَى الِانْكِسَارِ (وَلَمْ تَصْلُحْ إلَّا لِلْإِحْرَاقِ) لِئَلَّا تَضِيعَ فَتَحْصِيلُ يَسِيرٍ مِنْ ثَمَنِهَا يَعُودُ عَلَى الْوَقْفِ أَوْلَى مِنْ ضَيَاعِهَا وَاسْتُثْنِيَتْ مِنْ بَيْعِ الْوَقْفِ لِأَنَّهَا صَارَتْ كَالْمَعْدُومَةِ وَيُصْرَفُ ثَمَنُهَا لِمَصَالِحِ الْمَسْجِدِ - الى ان قال - وَالْخِلَافُ فِي الْمَوْقُوفَةِ وَلَوْ بِأَنْ اشْتَرَاهَا النَّاظِرُ وَوَقَفَهَا بِخِلَافِ الْمَمْلُوكَةِ لِلْمَسْجِدِ بِنَحْوِ شِرَاءِ فَإِنَّهَا تُبَاعُ جَزْمًا
هامش الشرواني ج ٦ ص ٢٨٢

“Menurut pendapat yang lebih baik (Ashoh) adalah diperbolehkannya menjual karpet-karpet milik masjid jika bendanya telah rusak, robek atau hampir robek dan tidak layak digunakan kecuali untuk dibakar. Agar tidak sia-sia begitu saja, maka mendapatkan sedikit pemasukan (dari penjualan diatas) yang dimasukkan (ke dalam kas) wakaf, tentu lebih baik. Dan hal ini dikecualikan dari (larangan) penjualan benda wakaf, karena benda waqaf dihukumi seolah tidak ada, dan keuntungannya untuk kepentingan masjid.
Dan khilaf Ulama terjadi pada benda-benda yang diwakafkan, meskipun telah dibeli oleh pihak yang menanganinya (Nadzir) lalu mewakafkannya. Berbeda halnya dengan inventarisir milik masjid yang diperoleh dengan cara membeli, maka sudah pasti boleh dijual kembali”.
Hamisy Assyirwany juz 6 hal. 282

0 komentar:

Posting Komentar

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Salam Secangkir Kopi

Rumusan ini merupakan hasil belajar bersama di grup "Munadharah Kitab Kuning" yang dibentuk di media chating. Dengan terbatasnya ruang, waktu dan fasilitas yang kurang maksimal, maka semua anggota grup sepakat bahwa rumusan ini bukanlah jawaban akhir, melainkan hanya sebagai wadah bahan pertimbangan dalam memahami norma hukum islam.

Popular Posts